Selasa, 24 November 2009

Mengembangkan Kepemimpinan Disekitar Kita

Oleh NURUL HAYATI, S.Kep,Ners
A. PENDAHULUAN
Kepemimpinan bukanlah sebuah klub eksklusif bagi mereka yang terlahir dengan jiwa kepemimpinan. Karakteristiknya adalah yaitu bahan-bahan mentah kepemimpinan, dapat diperoleh. Gabungkanlah bahan-bahan mentah itu dengan niat dan tidak ada yang merintangi anda untuk menjadi seorang pemimpin.

Leonard Revenhill dalam ”The Last Days New sletter” menceritakan tentang sebuah kelompok turis yang sedang mengunjungi sebuah desa yang permai. Saat mereka berjalan melewati seorang pria tua yang duduk disisi pagar, seorang turis bertanya dengan cara yang bersahabat ” apakah pria-pria hebat lahir didesa ini ” Pria tua itu menjawab, ” tidak ” yang dilahirkan disini hanyalah bayi-bayi.

Kisah Leonard diatas menunjukkan bahwa kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. ” orang yang terlahir sebagai pemimpin sejati akan selalu menonjol ” tetapi untuk tetap berada diatas karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.

Pemimpin besar dan pemimpin hebat pada dasarnya menghasilkan pemimpin-pemimpin lain, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pemimpin perlu mereproduksi pemimpin baru ? karena mereka yang paling dekat dengan pemimpin akan menentukan tingkat keberhasilan atau tingkat kegagalan organisasi yang dipimpinnya. Orang yang dekat dengan pemimpin akan mewarnai organisasi yang ia pimpin, oleh karena itu tugas seorang pemimpin adalah mengembangkan pemimpin yang akan menjadi suatu gerakan.

Marilah kita renungkan sesaat dan pikirkan lima atau enam orang yang paling dekat dengan anda. Apakah anda mengembangkan mereka ? apakah mereka tumbuh ? dan apakah mereka mampu mengangkat beban anda ? marilah kita evaluasi apakah ia sebagai aset atau sebagai beban dalam organisasi. Kerapkali pemimpin secara salah berkeyakinan bahwa mereka harus bersaing dengan orang-orang yang dekat dengan mereka, dan bukannya bekerja sama dengan mereka.

Menurut John F. Kennedy cara yang paling baik pemimpin seharusnya bekerja sama dengan mereka (orang lain), pemimpin punya sikap saling tergantung dengan orang lain dan berkomitmen pada hubungan menang-menang ( win-win solution).Artinya untuk menumbuhkan suatu organisasi melihat orang lain sebagai teman dan memberikan dukungan kepada orang lain.

Sebagai pemimpin anda mempunyai dua buah ember satu berisi bensin dan satu berisi air. Percikan api dihadapan anda entah akan menjadi masalah yang lebih besar karena anda menuangkan bensin diatasnya atau padam karena anda menuangkan air. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah saya melatih mereka menggunakan air atau menggunakan bensin ?. Hal ini penting ditanamkan karena potensi pertumbuhan sebuah organisasi berhubungan langsung dengan potensi-potensi personelnya. Menumbuhkan seorang pemimpin berarti menumbuhkan organisasi. Pemimpin menentukan tingkat organisasi, kekuatan organisasi merupakan hasil langsung dari kekuatan pemimpinnya. Pemimpin yang lemah sama dengan organisasi yang lemah demikian pula sebaliknya. Segala-galanya, naik turunnya organisasi ditentukan oleh pemimpinnya.


B. KONSEP DASAR
1. Kategori kepemimpinan.
Ada 4 kategari yaitu :
1.1 Pemimpin yang memimpin.
 Dilahirkan dengan mutu kepemimpinan
 Melihat kepemimpinan yang diteladani selama hidup
 Mempelajari kepemimpinan tambahan lewat latihan
 Memiliki displin diri untuk menjadi pemimpin yang hebat
Catatan : ketiga dari 4 syarat ini diperlukan

1.2 Pemimpin lewat pengajaran.
 Melihat kepemimpinan yang diteladani dalam sebagian besar
Hidup
 Mempelajari kepemimpinan lewat latihan
 Memiliki disiplin diri untuk menjadi pemimpin yang hebat
Catatan : ketiga syarat ini diperlukan

1.3 Pemimpin yang tak kentara.
 Belum lama melihat kepemimpinan yang diteladani
 Sedang belajar untuk menjadi seorang pemimpin lewat latihan
 Memiliki disiplin diri untuk menjadi pemimpin yang baik
Catatan : ketiga syarat ini diperlukan

1.4 Pemimpin yang terbatas
 Sedikit atau sama sekali tidak terlihat memiliki bakat sebagai
Pemimpin
 Kurang atau tidak suka mengikuti pelatihan kepemimpinan
 Memiliki keinginan untuk menjadi seorang pemimpin

2. Kepemimpinan adalah pengaruh

2.1 Setiap orang mempengaruhi seseorang.
Ahli sosiologi memberitahu kita bahwa individu yang paling pendiam sekalipun akan mempengaruhi sepuluh ribu orang lain dalam hidupnya. Kita semua mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain.Itu berarti bahwa kita semua memimpin disuatu lingkup, sementara lingkup yang lain kita dipimpin. Jadi tidak ada orang yang tidak menjadi pemimpin. Semua pasti pernah menjadi pemimpin.

2.2 Seberapa besar pengaruh kita.
Kita tidak pernah tahu siapa dan seberapa besar pengaruh kita,
Namun kita pernah meninggalkan kesan (baca pengaruh)
seumur hidup, apakah itu kesan positif atau negatif.

2.3 Investasi terbaik untuk masa depan adalah pengaruh yang tepat
Hari ini.

2.4 Pengaruh adalah suatu ketrampilan yang dapat dikembangkan.
Menurut Robert D. Pendiri CEO of Hil and Knowlton, ada segitiga
Kekuatan yang membantu pemimpin untuk maju yaitu komunikasi,
Pengakuan dan pengaruh. Saat anda mulai berkomunikasi secara
Efektif, anda akan mendapat pengakuan dan kemudian mengarah
Pada pengaruh.

3. Mengembangkan tingkat pengaruh seorang pemimpin.
Cara pengajaran untuk mengembangkan tingkat pengaruh, maka kita harus menggali lima tingkatan kepemimpinan, yaitu :
3.1 Kepemimpinan tingkan ”Posisi”
Tingkat pertama dari kepemimpinan adalah posisi. Ini adalah tingkat dasar kepemimpinan. Satu -satunya pengaruh yang anda miliki hanya karena jabatan yang anda duduki. Artinya para karyawan mengikuti karena mereka diharuskan.

3.2 Kepemimpinan tingkat ” i z i n”
Kepemimpinan pada tingkat ini membuat orang-orang bekerja bagi anda saat mereka tidak diharuskan. Pemimpin terus menitikberatkan bahwa orang-orang tidak peduli seberapa besar anda tahu sampai mereka mengetahui seberapa besar perhatian anda. Kepemimpinan dimulai dari hati bukan dari kepala. Seseorang yang berada pada tingkat ini, memimpin dengan hubungan kedalam.Agendanya bukanlah perintah mematuk tetapi hubungan pribadi.Ditingkat ini waktu, energi dan fokus ditempatkan pada kebutuhan dan niat individu. Para karyawan mengikuti karena mereka ingin / sadar.

3.3 Kepemimpinan tingkat ” produksi” atau ”hasil”
Pada tingkat ini hal-hal baik mulai terjadi, keuntungan meningkat, moral tinggi.Titik balik rendah, kebutuhan terpenuhi, tujuan disadari.Perkembangan ini adalah momentum yang besar, memimpin dan mempengaruhi orang lain itu menyenangkan.Masalah-masalah diselesaikan dengan usaha yang minimun.Setiap orang berorientasi pada hasil.Kenyataannya hasil adalah alasan utama aktifitas.Para karyawan mengikuti karena apa yang telah anda lakukan pada organisasi.

3.4 Pengembangan karyawan ( reproduksi)
Seorang pemimpin dianggap hebat bukan karena kekuasaannya, tetapi karena kemampuannya untuk menguatkan orang lain.Tanggungjawab utama seorang karyawan adalah melakukan pekerjaan.Tanggungjawab utama seorang pemimpin adalah mengembangkan karyawan untuk melakukan pekerjaan. Pemimpin membantu para karyawan berkembang menjadi karyawan yang solid dan percaya diri yang mampu memikul tanggungjawab dengan rasa percaya diri. Bila anda ingin sesuatu dilakukan dengan baik, berikanlah tugas itu pada orang yang telah anda latih dan anda tanamkan.
Kesetiaan pada pemimpin mencapai puncaknya saat para pengikut telah berkembang secara pribadi lewat arahan pemimpin. Bila anda saat ini berada diposisi memimpin orang lain inilah saatnya untuk menjadi pengarah. Pemimpin-pemimpin inti yang berada disekeliling anda seharusnya adalah orang-orang yang berhubungan secara pribadi atau membantu anda berkembang. Saat itu terjadi kasih sayang dan kesetiaan akan ditunjukkan oleh mereka yang terdekat dengan anda dan oleh mereka yang tersentuh oleh pemimpin-pemimpin utama anda. Saat anda mempengaruhi dan memimpin orang lain, mereka akan mempelajari apa artinya menjadi seorang pemimpin. Pengaruh anda tidak berakhir pada diri anda, pengaruh itu akan tetap ada setelah anda pergi. Para karyawan mengikuti karena apa yang telah anda lakukan untuk mereka.

3.5 Pemimpin yang berhasil.
Tingkat kelima dari kepemimpinan, pemimpin yang berhasil adalah tingkat yang dapat dicapai hanya lewat dedikasi, visi pribadi dan kerja keras. Untuk menjadi pemimpin yang berhasil diperlukan waktu yang bertahun-tahun mengembangkan karyawan dan organisasi. Karakteristik utama dari pemimpin yang telah mencapai tingkat ini adalah penghormatan.Pemimpin ditingkat ini dikagumi dan diikuti bukan karena posisinya, tetapi karena disposisinya. Para karyawan mengikuti karena siapa diri anda.

4.Bagaimana menjadi pemimpin yang tangguh ?

Pemimpin yang tangguh tidak ditentukan oleh popularitasnya, tinggi pangkatnya dan banyak hartanya, tetapi pemimpin yang tangguh mempunyai ciri-ciri :

4.1 Keberadaannya disukai, dibutuhkan sehingga ketiadaannya membuat orang merasa sangat kehilangan. Dia disukai karena kepribadiannya yang mengesankan.Pembicaraannyasangatbijak,menyentuh,menggugah,menjadi penyejuk hati yang gersang dan penuntun bagi yang sesat.

4.2 Perintahnya tak dirasakan sebagai suruhan,orang merasa terhormat dan bahagia untuk memenuhi harapannya,tanpa rasa tertekan.Kata-katanya memiliki kekuatan dan kewibawaan karena selalu sesuai dengan perbuatannya.

4.3 Akhlaknya sangat mulia, membuat setiap orang merasa bahagia dan senang karena kehadirannya. Dia sangat menghargai hak-hak dan pendapat orang lain.Setiap orang yang berinteraksi selalu merasa aman dan nyaman serta mendapat manfaat karena keberadaannya.

4.4 Bila ia tersakiti, niscaya setiap orang akan lebih terpesona dengan kesabaran dan sikap pemaafnya yang tulus.Dia tidak pernah memendam benci atau ingin membalas dendam. Ia sangat menjaga kebersamaan,etos kerjanya yang menggebu membuat lingkungannya tertulari semangat kerja yang luar biasa. Ia amat menyenangi pekerjaannya karena keikhlasannya dalam bekerja. Baginya bekerja adalah ibadah.

Jadi untuk menjadi menjadi pemimpin tangguh kita harus mempunyai ketrampilan dalam menyikapi setiap masalah yang kita hadapi dengan tetap menumbuhkan dan mengembangakan rasa kebersamaan kita.

Bagaimana sikap kita terhadap masalah ?
4.4.1 Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan
4.4.2 Persoalannya bukan pada masalahnya, tetapi pada ketrampilan dalam menyikapi setiap masalah. Apakah masalah sebagai beban atau sebagai sarana peningkatan kualitas diri.
4.4.3 Jangan pernah takut menghadapi masalah, takutlah bila kita salah menyikapi masalah.

Ada 3 langkah menyikapi masalah :
1.Persiapan.
Pada tahap ini menyadari adanya masalah, himpin input/informasi tentang masalah. Setelah itu baru kita memetakan masalah berdasarkan input dengan cara mencari sumber masalah dan konsultasi pada orang yang dipercaya.

2. S o l u s i.
Pada tahap ini kita mulai menghimpun solusi, lalu petakan solusi dan buatlah rencana aksi tertulis / terukur.

3.Pelaksanaan.
Persiapkan terlebih dahulu mental anda, setelah mental siap segeralah bertindak, jangan ditunda-tunda dan evaluasi secara kontinu apa yang sudah dilaksanakan.
Allah berfirman ” Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu.Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui.
(QS Albaqarah (2) : 216) Dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah ayat 5-6)


Bagaimana kita membangun kebersamaan ?
Menurut Dai kondang Abdullah Gymnastiar, bangun kebersamaan dengan konsep 5 M :
1.Mengenal orang lain
Ada istilah tak kenal maka tak sayang, dengan mengenal orang lain akan
Menumbuhkan rasa kasih sayang.

2. Memahami orang lain
Memahami orang lain dapat mengetahui karakter orang lain dan jika kita lebih memahami dgn baik maka kitapun akan mudah dipahami.

3. Memaklumi
Memahami adalah proses aktif yg ringan,sedangkan memaklumi adalahsudah menjadi proses yg lebih tinggi. Dengan memaklumi insyaallah akan membuat kita jauh lebih ringan dalam menyikapi hal-hal yang mengecewakan.

4. Mengalah untuk kebaikan
Kita harus memiliki kepandaian untuk mengalah, karena kita cenderung mendahulukan milik kita.
Pahamilah”mengalah”bukan berarti kalah
Mengalah adalah sebuah :
“kemenangan “ atas keserakahan diri.
“kemenangan “ atas ketamakan.
“kemenangan “ atas egois.

5. M e m a a f k an
Semakin banyak memaafkan beban hidup terasa ringan demikian pula sebaliknya.Jangan terpancing/terbakar emosi karena masalah sederhana yang sebenarnya jika memaafkan masalah akan jadi ringan. Sikap mengalah dan memaafkan bukan tindakan pasif yg membuat kita menjadi semakin tersisih (lemah) tidak berdaya tapi ini adalah upaya untuk kebaikan.


KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kepemimpinan itu adalah pengaruh.
2. Pengaruh adalah suatu ketrampilan yang dapat dikembangkan.
3. Cara mengembangkan pengaruh dengan memahami lima tingkatan dalam kepemimpinan.
4. Lima tingkatan dalam kepemimpinan adalah :
a. Kepemimpinan tingkat 1 (posisi) adalah pintu menuju
Kepemimpinan.
b. Kepemimpinan tingkat 2 (izin) adalah pondasinya. ” Tanpa pondasi yang kuat,pekerjaan anda tidak akan mampu bertahan. Pada tingkat ini pengikut mengasihi pemimpinnya.
c. Kepemimpinan tingkat 3 (produksi/hasil).
Pada tingkat ini pengikut mengagumi pimpinannya.
d. Kepemimpinan tingkat 4 (reproduksi/pengembangan karyawan)
Pada tingkat ini pengikut setia pada pimpinannya,karena anda
Memenangkan hati para karyawandengan membantu mereka
Tumbuh secara pribadi.
e. Kepemimpinan tingkat 5 (pemimpin yang berhasil)
Para pengikut anda setia dan rela berkorban, anda menjadi
Seorang konsultan dan pengaruh anda besar dalam organisasi
Tempat bekerja.
5. Diperlukan seorang pemimpin untuk mengenal seorang pemimpin, menumbuhkan seorang pemimpin dan menunjukkan
Seorang pemimpin.
6. Pemimpin yang sudah berkembang, ia akan memperluas dan
Meningkatkan masa depan organisasinya.
7. Semakin banyak orang yang anda pimpin maka semakin banyak pula pemimpin yang anda butuhkan.
8.Tanamkan, tumbuhkan kerja sama dengan mereka untuk Mencapai satu tujuan, bukan bersaing dengan orang-orang dekat Mereka.



DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdullaah Gymnastyar (2005), Lima tipe Karyawan dan Pejabat, MQS Publishing Bandung.

John c. Maxwell (1997) Mengembangkan kepemimpinan disekeliling Anda, Alih bahasa Anton Adiwiyoto,P.O BOX 331, CPA 15418 Jakarta.

(2001) Mengembangkan Kepemimpinan disekeliling Anda Edisi Khusus, Alih Bahasa Meilliana Purnama, Mitra Media , Jakarta.


Disampaikan dalam seminar kepemimpinan di Akademi keperawatan Lumajang,
Rabu, 9 Januari 2008 oleh Nurul Hayati,S,Kep,Ners

Kamis, 12 November 2009

Gerbangmas

GERAKAN MEMBANGUN MASYARAKAT SEHAT ( GERBANGMAS)
Oleh Ns. Nurul Hayati, S.Kep
(Forum Lumajang Sehat : Bidang Kehidupan masyarakat sehat yang mandiri)


A. Latar Belakang
Gerakan Membangun Masyarakat Sehat (GERBANGMAS) diawali oleh inisiatif Bapak Bupati setelah membaca buku ` orang miskin tidak boleh sakit` Beliau mempunyai keinginan yang kuat agar masyarakat lumajang mampu memikirkan diri untuk menjaga dan memelihara kesehatannya sehinggatidak lagi ada yang terlantar tanpa mendapat perhatian.

Dengan melihat potensi Posyandu yang tersebar diseluruh Kabupaten Lumajang, maka Bapak Bupati Lumajang ingin melaksanakan Gerbangmas melalui peningkatan peran posyandu menjadi pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan masyarakat. Gerakan ini pada dasarnya adalah ingin mendorong potensi masyarakat, Dunia usaha, LSM, Lintas sektor dan seluruh komponen masyarakat untuk secara bersama-sama meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kerja keras Pemerintah Kabupaten Lumajang dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait akhirnya terwujud yaitu pada bulan Maret 2005, GERBANGMAS dicanangkan diKabupaten Lumajang oleh Gubernur Jawa Timur.

B. Pengertian Gerbangmas.
Adalah suatu tindakan yang terprogram dan terencana dalam rangka membengkitkan kemauan dan semangat dari, oleh dan untuk masyarakat agar terjadi perubahan kearah yang lebih baik dan lebih sehat.

C. Tujuan.
Terwujudnya Lumajang Sehat 2007 untuk menyonsong Indonesia sehat tahun 2010 dan keluarga berkualitas 2015.

D. SASARAN.
Meningkatkan peran Posyandu sebagai tri program yaitu :
1. Pusat pelayanan
2. Pusat pendidikan dan pelatihan kesehatan
3. Pusat pemberdayaan masyarakat

1







E. Siklus kegiatan.





2









F. KEGIATAN GERBANGMAS.
Ada 6 kegiatan gerbangmas yaitu :
1. Pelayanan kesehatan masyarakat (Gizi, KIA, KB, Imunisasi dan diare)
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS
3. Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
4. Ekonomi produktif
5. Bina mental spiritual
6. Ketahanan keluarga


G. INDIKATOR GERBANGMAS
Ada 21 indikator gerbangmas yang yang dikenal dengan MUL (Manusia- Usaha - Lingkungan )
1. MANUSIA ( ada 14 ) :
1.1 Ketaatan beribadah
1.2 Buta huruf / keaksaraann fungsional
1.3 Wajar dikdas
1.4 Gakin
1.5 Penggunaan garam beryodium
1.6 Balita bawah garis merah
1.7 Linakes (persalinan oleh tenaga kesehatan)
1.8 Cakupan D/S
1.9 PUS yang menjadi akseptor KB
1.10 BKB (Bina keluarga Balita)
1.11 BKR ( Bina keluarga remaja)
1.12 BKL ( Bina keluarga lansia)
1.13 PAUD/PADU per Desa/Kelurahan
1.14 Strata posyandu Purnama/ Mandiri

2. USAHA ( ada 1) :
2.1 Kelompok ekonomi produktif



3











3. LINGKUNGAN ( ada 6 ) :
3.1 Ruas jalan bersih indah dengan peraling (pagar ramah
Lingkungan)
3.2 Pemanfaatan lahan pekarangan
3.3 Penggunaan Jamban sehat
3.4 Penggunaan air bersih
3.5 Pengelolaan sampah
3.6 Rumah sehat

H. STUKTUR ORGANISASI GERBANGMAS TINGKAT POSYANDU
Struktur organisasi terdiri dari 9 orang :
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Anggota ( 5 orang )
( Contoh terlampir )

I. Jumlah posyandu Gerbangmas :
1. Th 2005 : 34 posyandu
2. Th. 2006 : 500 posyandu
3. Th. 2007 : 750 posyandu









4

KONSEP DASAR BERPIKIR KRITIS

Oleh Nurul Hayati, S,Kep, Ners


Tujuan Pembelajaran , mahasiswa mampu :

1. Menjelaskan pengertian berpikir dan berpikir kritis.

2. Menyebutkan teknik berpikir

3. Menjelaskan proses berpikir

4. Menjelaskan hubungan proses berpikir dengan belajar

5. Mengidentifikasi aspek perilaku berpikir kritis

6. Mengidentifikasi aktivitas kognitif

7. Menjelaskan model berfikir kritis

8. Menjelaskan komponen berpikir kritis

  1. Pengertian berpikir dan berpikir kritis.

Berpikir adalah aktifitas yang sifatnya mencari ide atau gagasan dengan menggunakan berbagai ringkasan yang masuk akal. Berfikir diartikan pula menimbang-nimbang dalam ingatan.Berfikir menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Berfikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru dan dapat menghasilkan suatu kreatifitas. Menurut Tri Rusmi (1996) berfikir adalah suatu proses sensasi,persepsi dan memori/ingatan, berfikir menggunakan lambing (visual/gambar) srta adanya suatu penarikan kesimpulan yang disertai proses pemecahan masalah.

  1. Teknik berpikir.

Berpikir mempunyai berbagai macam teknik yaitu : berpikir autistik, realistic, kreatif dan berpikir evaluatif.

Berpikir autistic.

Berpikir autistic identik dengan melamun / berkhayal. Semua orang pernah terlibat dengan cara ini namun harus bias kita kendalikan.

Berpikir realistic

Berfikir realistic dilakukan oleh seseorang saat menyesuaikan diri dengan situasi yang nyata. Pada berpikir realistic, seseorang melihat situasi yang ada, kemudian langsung menarik suatu kesimpulan, selanjutnya direalisasikan pada pengalaman nyata, hal ini disebut berpikir realistic induktif, contoh bila kita naik kendaraan kemudian terjebak kemacetan maka kita akan memikirkan apa ada jalan alternative supaya perjalanan kita lancer dan segera sampai ditempat tujuan.Selanjutnya jika seseorang berpikir dengan melihat mengalaman sehari-hari, kemudian menarik kesimpulan dari situasi yang ada, disebut berpikir realistic deduktif, misalnya seorang anak sudah belajar matematika tetapi nilainya kurang baik akan mendorongnya untuk lebih giat belajar.

Berpikir kreatif

Berfikir kreatif dilakukan untuk menemukan sesuatu yang baru. Berfikir kreatif memerlukan stiulus atau rangsangan dari lingkungan yang dapat memicu seseorang berkreatifitas.Seseorang baru dikatakan berfikir kreatif jika ada perubahan atau menciptakan sesuatu yang baru. Berpikir kreatif dilakukan berdasarkan manfaat dan tujuan yang pasti, menyelesaikan dengan baik suatu masalah, dan menghasilkan ide yang baru atau menata kembali ide lama dalam bentuk baru.

Nurul Hayati / kdk / 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang berpikir kreatif adalah :

1) Kemampuan kognitif,yaitu kemampuan untuk mencerna, memahami, menguraikan, menerapkan, mensintesis dan mengevaluasi.

2) Sikap yang terbuka ( menerima kritik dan mengakui kelemahan)

3) Otonomi artunya tidak ketergantungan pada orang lain, berani mengambil keputusan.

4) Percaya pada diri sendiri ( mempuyai keyakinan untuk bias dan berguna/selau optimis )

Berpikir evaluatif

Ia mempelajari dan menilai baik buruknya suatu keadaan, tepat tidaknya suatu gagasan, serta perlu tidaknya suatu perubahan

  1. Proses berpikir.

Proses berpikir merupakan suatu jalan pikiran / logika. Langkah-langkah proses berpikir terdiri dari :

Pembentukan pengertian / konsep.

Seseorang mempelajari keadaan yang ada kemudian diterjemahkan sesuai dengan pengalamannya ataupun teori-teori yang dia ketahui sebelumnya.

Pembentukan pendapat.

Seseorang membentuk pendapatnya sesuai dengan pengertian yang ia buat dari keadaan atau situasi yang ada

Penarikan kesimpulan.

Proses berpikir diakhiri dengan adanya suatu kesimpulan berdasarkan pembentukan pendapat pada tahap sebelumnya.

  1. Berpikir dan proses belajar.

Belajar adalah suatu proses ketika individu berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman, latihan ataupun proses pembiasaan.Proses yang terjadi relatif mantap dan menetap dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Ada 3 tujuan pembelajaran menurut toksonomi Bloom (1952) :

Domain kognitif, berkaitan dengan pengetahuan untuk mengingat kembali (recall) atau mengenali (recognition) dan pengembangan ketrampilan serta kemampuan intelektual. Ada 6 jenjang perilaku kognitif yaitu : tahu (know),pemahaman (comprehension), analisis (analysis), sntesis (synthesis), evaluasi(evaluation).

Domain afektif, meliputi pengembangan/ perubahan dalam hal tingkah laku/sikap , minat nilai dan apresiasinya,

Domain psikomotorik, berhubungan dengan aktivitas otot atau ketrampilan gerak tubuh

Ada 3 tahapan dalam proses belajar (Piaget) yaitu :

1). Asimilasi (proses penyatuan, pengintegrasian), contoh prinsip menyuntik intravena yang dipelajari sebelumnya membantu mahasiswa mempelajari tentang prinsip menyuntik intramuskuler.

2). Akomodasi (pemakaian/aplikasi dalam situasi yang baru dan spesifik) contoh, mahasiswa harus praktik menyuntik intramuskuler pada panthoom terlebih dahulu sebelum ke klien.

3) Ekuilibrasi (penyeimbangan/penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi) Hal ini bertujuan agar perkembangan kognitifnya dalam menata berbagai informasi berjalan secara teratur, jernih dan logis. Disamping terus mengembangkan dan menambah ilmu, sekaligus menjaga stabilitas mental dalam dirinya, jangan sampai patah semangat/depresi.

Nurul Hayati / kdk / 2

Tabel 1.1 perbedaan proses belajar aktif dan pasif

Belajar Aktif

Belajar Pasif

Belajar apa saja dari setiap situasi

Menggunakan apa yang ada, pelajari

Untuk keuntungan anda

Mengupayakan agar segalanya terlaksana

Bersandar pada kehidupan

Tidak dapat melihat adanya potensi

Mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar

Membiarkan segalanya terjadi

Menarik diri dari kehidupan

Berpikir dan belajar saling mempengaruhi, hal ini ditunjukkan oleh :

(1) Berpikir merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar karena dalm berpikir terjadi proses mengingat, mengolah dan menyimpan informasi.

(2) Berpikir mempunyai hubungan yang erat dengan bahasa. Perkembangan bahasa akan membantu seseorang untuk dapat mengorganisasikan persepsi, mengarahkan berpikir, mengontrol tindakan, membantu ingatan atau memori, dan mengubah / memodifikasi emosi. Oleh karena itu, penguasaan bahasa merupakan syarat pokok untuk dapat berpikir secara baik.

(3) Dalam membantu perkembangan berpikir seseorang hendaknya bukan hanya dengan memberi pengertian sebanyak-banyaknya, tetapi memberi kata kunci atau membuat peta pikiran (brain mapping). Dengan menulis fakta, tanggal, membuat symbol-simbol, gambar, diagram, peta, ikhtiar, alat peraga serta isyarat lain untuk membantu berpikir / mengingat informasi. Simbol-simbol akan memicu gagasan, mengingatkan komentar-komentar pendidik, dan membantu mengingatkan kembali tentang pembelajaran yang disampaikan. Bentuk peta pikiran dapat dilihat sebagaimana contoh terlampir.

5.Aspek perilaku berpikir kritis

5.1 Pengertian.

Berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat,prinsip,pemikiran,masalah kepercayaaan dan tindakan (Bandman,1998). Berpikir kritis juga sebagai sebagai suatu teknik berpikir yang melatih kemampuan dalam mengevaluasi atau melakukan penilaian secara cermat tentang tepat tidaknya ataupun layak tidaknya suatu gagasan. Berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir (kognitif) yang mencakup penilaian dan analisis secara rasiobal tentang semua informasi, masukan, pendapat, dan ide yang ada kemudian merumuskan kesimpulan dan mengambil suatu keputusan.

Dari pengertian tersebut dikatakan bahwa untuk dapat menghasilkan suatu hasil pikir kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan.

Nurul Hayati / kdk / 3

5.2 Indikator berpikir kritis.

Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yaitu :

(1) Kegiatan merumuskan pertanyaan

(2) Membatasi permasalahan

(3) Menguji data – data

(4) Menganalisis berbagai pendapat dan bias

(5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional

(6) Menghindari penyederhanaan yang berlebihan

(7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan

(8) Mentoleransi ambiguitas

5.3 Aspek perilaku berpikir kritis

Perilaku berpikir kritis seseorang, dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :

(1) Relevance, relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan’

(2) Importance, penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan

(3) Novelty, kebaruan dari isi pikiran (membawa ide baru maupun menerima ide-ide baru)

(4) Outside material, menggunakan pengalamannya sendiri.

(5) Ambiguity clarified, mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut, jika merasa ada ketidakjelasan.

(6) Liking ideas, senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang dikumpulkan.

(7) Justification, memberi bukti-bukti,contoh atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya.

(8) Critical assessment, melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi /masukan yang dating dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

(9) Praktical utility, ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut kepraktisan / kegunaannya dalam penerapan.

(10) Width of understanding, diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi

Secara garis besar , perilaku berpikir kritis dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan, yaitu :

(1) Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

(2) Analisis argument

(3) Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi

(4) Evaluasi kebenaran dari sumber informasi

6. Aktivitas kognitif dalam berpikir kritis.

Seseorang yang sudah mempunyai kemampuan berpikir kritis , ia akan melakukan beberapa aktivitas kognitif berikut ini :

6.1 Mengajukan pertanyaan untuk menentukan alas an dan penyebab terjadinya sesuatu dan menentukan apakah diperlukan informasi lain.

6.2 Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan untuk mempertimbangkan semua factor yang terkait.

6.3 Memvalidasi informasi yang tersedia untuk memastikan bahwa informasi tersebut akurat, bukan hanya sekedar pendapat atau dugaan tetapi berdasarkan ffakta dan bukti.

6.4 Menganalisis informasi tersebut untuk menentukan makna dan apakah informasi tersebut membentuk suatu rangkaian sebagai bahan untuk membuat kesimpulan.

6.5 Menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang lalu untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi dan untuk mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.

6.6 Mempertahankan suatu sikap fleksibel (luwes) terhadap fakta atau data yang menuntun berfikir dan mempertimbangkan semua kemungkinan.

Nurul hayati / kdk / 4

6.7 Mempertimbangkan pilihan yang tersedia dan menilai keuntungan maupun kerugian masing-masing pilihan.

6.8 Merumuskan suatu keputusan yang mencerminkan pengambilan keputusan yang kreatif dan mandiri.

7. Model berpikir kritis.

Kataoka – Yahiro dan Saylor (1994) telah mengembangkan sebuah model berpikir kritis bagi penilaian keperawatan. Model ini mendifinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan yang relevan atau sesuai dengan masalah-masalah keperawatan dalam konsisi yang bervariasi. Model ini dirancang untuk penilaian keperawatan ditingkat pelayanan, pengelola, dan pendidikan.


Tingkat.3

komitmen

Tingkatan berpikir kritis

Tingkat 2 , kompleks


Tingkat 1, Dasar


Pengetahuan dasar yang spesifik komponen

Pengalaman berpikir kritis

Kompetensi

Sikap

Standar

Gambar. Model berpikir kritis (Kataoka-Yahiro dan Saylor, 1994)

Tinkatan bepikir Kritis :

  1. Tingkat dasar

Pada tingkat ini seseorang mempunyai wewenang untuk menjawab semua masalah dengan benar .Pemikiran ini harus berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dengan berpegang pada berbagai aturan atau prinsip yang berlaku. Ini adalah langkah awal dalam kemampuan perkembangan memberi alas an..Ketika perawat sebagai orang baru yang belum berpengalaman dipelayanan, berpikr kritisnys dalam melakukan asuhan keperawatan sabagt terbatas. Oleh karena itu, ia harus mau belajar dari perawat lain dan menerima berbagaipendapat dari orang lain.

  1. Tingkat kompleks

Seseorang akan lebih mengakui banyaknya perbedaan pandangan dan persepsi.Pengalaman dapat membantu seseorang menambah kemampuannya untuk melepaskan ego/kekuasaannya untuk menerima pendapat orang lain. Kemudian menganalisis dan menguji alternative secara mandiri dan sistematis.Untuk melihat bagaimana tindakan keperawatan mempunyai keuntungan bagi klien, perawat dapat mulai mencoba berbagai alternative yang ada untuk mencapainya. Hal ini membutuhkan lebih dari satu pemecahan masalah untuk setiap masalah yang ditemukan.Disi perawat belajar berbagai pendekatan yang berbeda-beda untuk jenis penyakit yang sama.

Nurul hayati / kdk / 5

  1. Tingkat komitmen

Pada tingkat ini perawat sudah memilih tindakan apa yang akan dilakukan berdasarkan hasil identifikasi dari berbagai alternative pada tingkat kompleks. Perawat dapat mengantisipasi kebutuhan klien untuk membuat pilihan-pilihan kritis sesudah menganalisis berbagai manfaat dari alternative yang ada. Kematangan seorang perawat akan tampak dalam memberikan pelayanan dengan baik, lebih inovatif dan lebih tepat guna bagi perawatan klien.

8. Komponen berpikir kritis.

Komponen berpikir kritis meliputi, pengetahuan dasar yang spesifik, pengalaman, dan kompetensi.

8.1 Komponen dasar spesifik.

Komponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar perawat yang spesifik dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu keperawatan dasar. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak pilihan ketika menghadapi situasi yang menantang. Semakin banyak pilihan dengan mengumpulkan informasi akan mempunyai kemampuan membuat keputusan yang benar dan penuh keyakinan sehingga menciptakan kekuatan pada diri sendiri.

8.2 Pengalaman.

Pengalaman perawat dalam praktik klinik akan mempercepat proses berpikr kritis karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan klien.

Pengalaman dilahan praktik merupakan laboratorium nyata bagi penerapan ilmu keperawatan. Perawat akan menerapkan teori yang sudah dipelajari dan tetap memperhatikan kenyataan yang ada dengan mengadakan penyesuaian, mengakomudasi respon klien dan memperhatikan pengalaman yang terjadi.

Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan stimulus yang berasal dari berbagai sumber belajar.menurut Rowntree pada proses belajar ada lima jenis stimulus / rangsangan yang berasal dari sumber belajar :

1) Interaksi manusia ( verbal dan non verbal)

2) Realita (benda nyata, orang, peristiwa nyata,binatang) pengalaman langsung ketika mahasiswa mengamati langsung merupakan sumber dan dasar bagi perkembangan dan pembentukan sikap dan konsep.

3) Pictorial representation adalh jenis rangsangan gambar yang mewakili suatu objek dan peristiwa nyata. Contoh : foto, film, gambar, slide

4) Written symbol, adalah lambing tertulis yang dapat disajikan dalam berbagai macam media.contoh : buku, bahan ajar dll.

5) Recorded sound adalah rangsangan dengan suara rekaman yang membantu mengontrol realitas . contoh : rekaman suara detak jantung, bunyi nafas dll.

Bagaimanakah sikap perawat dalam berpikir kritis? Dibawah ini akan dijelaskan sikap perawat dalam berpikir kritis.

(1) Berpikir mandiri ( thinking independently)

(2) Rendah hati (humility)

(3) Berani (courage) termasuk berani ambil resiko merawat pasien yang mempunyai penyakit menular, seperti klien AIDS, flu burung dll.

(4) Keutuhan (integrity)

(5) Ketekunan ( perseverance)

(6) Empati

(7) Tanpa prasangka / wajar

(8) Eksplorasi pikiran dan perasaan

Nurul Hayati / kdk / 6

DAFTAR PUSTAKA

Arif Achmad(2007) , Memahami Berpikir Kritis, AGP PGRI Bandung.

Bassham G. Irwin W (2005) , critical thingking : A. Student Introduction

Elly Nurachmah (2007) Jurnal Keperawatan Dan Penelitian `Leadership Dalam Keperawatan, FKUI Jakarta.

http : // agustinussetiono.word.press.com/2007/09/25/berpikir kritis

R.Siti Maryam,dkk ( 2008), Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta

Rabu, 11 November 2009

MEMBERIKAN DAYA PENGARUH YANG BESAR


MEMBERIKAN DAYA PENGARUH YANG BESAR

Oleh Nurul Hayati, S.Kep, Ners

Kepemimpinan itu adalah pengaruh, dan pengaruh adalah suatu ketrampilan yang dapat kita kembangkan.Pribadi yang ingn mempunyai daya pengaruh, harus focus terhadap beberapa hal penting, pertama terkait bagaimana konsep dirinya.Kedua apa karakter pengaruh yang diinginkan.Ketiga apa sarana utama yang akan ia gunakan untuk memberi pengaruh.Keempat apa target pengaruh yang diinginkannya.Kelima apa saja rincian program yang diyakini bisa mencapai target pengaruh yang diinginkan (kemana arah yang akan ditempuh)

Inilah bekal pertama yang paling efektif untuk bisa memberi pengaruh.Yakni konsep diri,atau bagaimana seseorang memandang dan menilai dirinya sendiri. Orang yang tidak memiliki konsep diri tidak akan bisa menetapkan arah tujuan yang ingin dicapainya. Ia ibarat orang yang terkatung-katung dalam hidup ini, akan mudah terpuruk oleh rintangan yang pasti dijumpainya Bahkan orang yang tidak memiliki konsep diri ia akan melakukan pekerjaan banyak dan panjang tapi hasilnya sama seperti ia memulai pekerjaan itu. Bisa jadi ia tidak sadar bila ia hanya berputar-putar diporos yang sama tanpa melakukan perjalanan apa-apa. Rasulullah saw adalah orang yang memiliki konsep diri yang baik, sehingga ia selalu memiliki perencanaan, arah tujuan dan tahapan perjalanan yang akan ditempuhnya

Siapapun yang ingin berinvestasi dalam sebuah aktifitas pengaruh, ia harus menyendiri terlebih dahulu.Ia harus menghayalkan semua masa depan yang begitu indah dan sukses.Ia harus memendam obsesi dengan ragam harapan yang sama sekali baru.Ia harus bermimpi tentang realitas yang lebih baik, karena kenyataan yang kita alami hari ini sesungguhnya adalah tumpukan obsesi dan mimpi hari kemarin dan karenanya obsesi dan mimpi hari ini adalah kenyataan yang akan kita alami besok.Pertanyaanya adalah mengapa kita berobsesi ? Menurut DR.Yusuf Qaradhawi yang paling penting ada pada dua hal, pertama seorang manusia sejatinya selalu memiliki keinginan untuk menjadi yang lebih baik dan lebih utama.Karena itu rasulullah bersabda seorang manusia menjadi tua dan muda dengan dua hal yaitu mengejar harta dan mengejar usia.Kedua, bahwa obsesi, keinginan cita-cita itu adalah cermin apa yang ada dalam jiwa, tanda tinggi atau rendahnya kebaikan atau keburukannya.Karena itu seorang ahli hikmah mengatakan `katakanlah kepadaku apa yang engkau cita-citakan maka aku dapat mengatakan kepadamu siapa dirimu.

Hati yang bersih dan jiwa yang tinggi akan selalu berharap, mencita-citakan kebaikan untuk seluruh manusia.Kita tahu bahwa obsesi, cita-cita dan mimpi (visi) itu bukanlah akhir suatu perjalanan karena itu setelah obsesi, cita-cita dan mimpi harus diikuti dengan sebuah kerja dan kesungguhan beramal untuk mewujudkannya.Bila tidak maka mimpi harapan,cita-cita itu tidak berdaya guna apapun dan tidak ada kebaikan apapun yang bisa diperoleh. Selain itu ia harus meningkatkan nilai dirinya bila ingin memiliki daya pengaruh dan kepiawaian mengelola hidup (organisasi)

A. KIAT-KIAT SUPAYA MEMILIKI DAYA PENGARUH BESAR

  1. Harus memiliki visi sesuai dengan konsep diri (visi pribadi )

Disampaikan pada kegiatan latihan kepemimpinan pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa

(IKM Akademi Keperawatan Lumajang, Sabtu 28 Maret 2009.

2

  1. Tulislah visi dan target yang anda inginkan serta langkah-langkahnya sehingga anda dapat menghafalnya.Jadikan semua visi dan target itu dalam pikiran anda secara terus menerus dimana anda bisa membacanya dan tidak mengandalkan ingatan saja. Karena sebuah tulisan memiliki energi yang mensuplai penulisnya untuk bisa komitmen mewujudkan apa yang ditulis.Ilmu itu ibarat hewan buruan dan tulisan itu adalah pengikatnya. Kajian ilmiah menunjukkan bahwa 80% dari orang-orang yang memiliki target secara definitive dan tertulis, berhasil mencapai target yang diinginkan dan hanya 20% saja dari orang-orang yang menginginkan sesuatu tanpa tertulis bisa berhasil mencapai keinginannya, selebihnya gagal.Kajian lain juga menyebutkan bahwa hanya 2% saja orang yang mempunyai target secara tertulis.Dan ada 14 % memiliki target tapi tidak tertulis dan 84% tidak memiliki target apa-apa.
  2. Fokus pada satu bidang atau maksimal dua bidang sesuai keahlian anda,
  3. Tetapka prioritas anda dengan jelas Jangan sampai anda menjadikan semua pekerjaan dan perhatian anda sebagai masalah prioritas, sehingga prioritas sebenarnya menjadi hilang
  4. Visi yang anda miliki harus menggabungkan antara unsure realita dan obsesi.Realitas maksudnya,visi itu bisa dicapai dan bukan sebuah hayalan.Obsesi berarti anda memiliki kekuatan dan tertantang untuk mendorong lebih serius dan sungguh-sungguh mewujudkan visi-misi itu.
  5. Jagalah agar anda selalu memiliki indicator kesuksesan yang terwujud dalam lima hal : focus dan jelas, terukur, disetujui, realistis, time schedule yang rinci.
  6. Anda tidak cukup memiliki visi yang jelas dan target atau misi yang cerdas.Tapi anda harus mengikuti program yang jelas dalam bentuk mampu merealisir target-target itu.Anda memerlukan sejumlah hal penting untuk mendukung misi anda sebagai support system, kebutuhan membuat institusi, merekrut staff atau orang yang bisa membantu, memperdalam skill dan janga terjebak pada kegiatan rutinitas tetapi rubahlah menjadi budaya kerja yang professional ,kreatif dan inovatif.

B. KUNCI UTAMA PENGARUH.

Menurut DR.Ali Al Hammadi, ada 2 hal kunci sukses yaitu :

  1. Ikhlash karena Allah swt
  2. Memohon pertolongan kepada Allah

Itulah dua kunci utama yang paling menentukan dalam pengaruh.Itulah tiang terpenting sekaligus paling efektif yang menjamin kesuksesan pengaruh sekaligus keberhasilan dunia akherat.banyak orang berusaha keras dengan mengeluarkan harta tidak sedikit, mengorbankan waktu dan pikiran begitu banyak, tapi mereka tidak mampu memunculkan pengaruh seperti yang diinginkan. Jadi termasuk sifat professional dalam beramal adalah kelurusan niat dan keikhlasannya karena Allah swt. Allah swt bisa memberkahi suatu amal yang sedikit lalu menjadikan amal itu diterima orang banya hingga membuka pintu pintu pengaruh pada mereka dari sisi yang tak terduga.Orang yang mendapatkan karunia ini, perkataan dan sikapnya menjadi begitu besar pengaruhnya.Pandangan matanya memberikan pengaruh, bahkan diamnyapu memberi pengaruh.Barang siapa yang bersama Allah, maka Allah akan bersamanya,memenangkannya dari musuh-musuhnya dan menjadikan mereka memiliki adanya pengaruh yang dahsyat.

Disampaikan pada kegiatan latihan kepemimpinan pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa

(IKM)Akademi Keperawatan Lumajang Akademi Keperawatan Lumajang, Sabtu 28 Maret 2009.

3

Orang-orang salaf(terdahulu) menuntut ilmu karena Allah swt, karena itulah mereka menjadi mulia dan menjadi para imam yang dijadikan contoh masyarakatnya. Ada orang yang tidak takut kepada Allah meski ia berilmu.Ia justru berkilah dan mengeluarkan fatwa dengan sesuatu yang mudah, bahkan mengeluarkan riwayat perkataan yang asing dan aneh.

C. BAGAIMANA CARA MEMPERLUAS PENGARUH ?

Cara yan mudah untuk bisa memperluas pengaruh adalah dengan mengambil manfaat dari seseorang yang memiliki pengaruh besar, dengan cara menjalin hubungan baik dengannya, berguru dengan ilmu, kedudukan, kemahiran, kepandaian, seni, semangatnya dan juga pandangan-pandangannya. Rasulullah bersabda “ seseorang tergantung dari agama temannya” Seperti kata penyair : jangan tanyakan tentang seseorang, tapi tanyakanlah siapa temannya.Setiap orang akan menyerupai temannya.

Anjuran untuk menemani dan lebih dekat dengan para tokoh yang memiliki pengaruh besar, tidak dimaksudkan kita memanfaatkan dan mengekploitasi mereka untuk kepentingan yang sangat terbatas.Tapi kita akan memanfaatkan mereka untuk kemaslahatan yang lebih luas, khususnya ketika kita berbicara tentang cara menciptakan pengaruh, skill mengelola kehidupan, kita memerlukan pengaruh positif yang menambah kekuatan pengaruh.

Jika anda ingin menjadi seorang orator yang hebat , dekatilah orang-orang yang memiliki kemampuan menyampaikan pidato yang berpengaruh.belajarlah dari cara yang dilakukannya, dari sikapnya dan dari semangatnya, tetapi jangan mengikuti keseluruhan apa yang mereka miliki .Tirulah sebagian dari kebaikan yang mereka miliki lalu kembangkan dengan berbagai kemampuan yang anda miliki.Dengan demikian anda memiliki cita rasa yang berbeda, khas da harus lebih baik.

D. HAL-HAL YANG MELEMAHKAN DAYA PENGARUH.

  1. Tidak mendapat taufiq dari Allah
  2. Sikap ragu-ragu
  3. Rasa takut
  4. Tidak yakin
  5. Lemah/tidak bersemangat
  6. Sungkan berbaur dengan orang berpengaruh
  7. Minder
  8. Tidak ada jiwa menantang / mudah menyerah
  9. kepuasan semu
  10. Bergaul dengan orang yang malas
  11. Tidak mau mencoba / berusaha
  12. Tidak konsisten (plin plan)
  13. Kesulitan dalam mengungkapkan pendapat
  14. Miskin informasi / tidak tahu
  15. Mudah putus asa
  16. Tidak serius / terlalu santai
  17. Terlalu memperhatikan masalah kecil dan mermehkan masalah besar
  18. Terburu-buru memetik hasil
  19. Tidak lapang dada
  20. Kebodohan, sebagaimana dikatakan seorang penyair `semua penyakit ada obatnya , kecuali kebodohan yang menjadikan seseorang menolak orang yang ingin mengobatinya`

Disampaikan pada kegiatan latihan kepemimpinan pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa

(IKM), Sabtu 28 Maret 2009.

4

DAFTAR PUSTAKA

Ali Al Hambali, DR (2008) Tetapkan Arah Yang Ingin Anda Tuju , Majalah Tarbawi Edisi 187, Jakarta

Ali Al Hambali, DR (2008) Kunci Utama Pengaruh , Majalah Tarbawi Edisi 198, Jakarta

Ali Al Hambali, DR (2009) Manfaatkan Orang Yang Mempunyai Pengaruh , Majalah Tarbawi Edisi 197, Jakarta

Date Carnegie (1996), Bagaimana Mencari akawan dan Mempengaruhi Orang Lain,Alih Bahasa Nina Fausia,N.S, Bina Rupa Aksara,Grogol Jakarta Barat

John C.Maxwell (1997) Mengembangka Kepemimpinan disekitar Anda,Alih Bahasa Anton Adiwiyoto,Professional Books, Jakarta

Disampaikan pada kegiatan latihan kepemimpinan pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa

(IKM), Sabtu 28 Maret 2009.